Plafon memegang peran besar pada konstruksi sebuah bangunan. Plafon turut menentukan ketahanan struktur suatu bangunan atau rumah. Hal ini berlaku terutama pada rumah atau bangunan bertingkat, seperti apartemen, gedung perkantoran, hotel, kawasan bisnis, dan gedung – gedung lain yang memiliki jumlah lantai yang cukup banyak. Untuk itu, pada bangunan – bangunan tersebut, plafon dari beton lebih kerap digunakan. Sebab, plafon dari beton memiliki ketahanan yang lebih sehingga dapat menyangga struktur bangunan lebih kuat.
Sementara bagi Anda yang menginginkan sentuhan yang lebih estetis, plafon berbahan kaca bisa Anda pilih. Plafon ini cocok diterapkan pada bangunan dengan 1 atau 2 lantai. Meski terlihat elegan dan estetis, plafon kaca cenderung lebih rapuh dibandingkan dengan plafon dari beton. Untuk itu, mustahil menerapkan plafon kaca pada bangunan yang memiliki kamar bersusun secara vertikal dan jumlah lantai yang banyak.
Di samping perihal ketahanan, masih ada beberapa aspek lain yang membedakan plafon beton dengan plafon kaca. Aspek – aspek tersebut misalnya biaya, tingkat ketahanan, support, kemungkinan kerusakan, hingga masalah perbaikan dan perawatan.
1. Perbedaan plafon beton dan kaca dari segi biaya
Meskipun dalam hal ketahanan plafon beton jauh lebih kuat ketimbang plafon kaca, namun biaya yang perlu Anda keluarkan untuk plafon beton lebih murah dibandingkan untuk plafon kaca. Sebab, plafon beton merupakan campuran dari material – material seperti semen, abu, hingga sedikit campuran ampas atau terak. Sementara plafon kaca tersusun atas panel – panel kaca. Panel – panel ini terbuat dari mineral dan bahan kimia.
Material – material tersebut kemudian mengalami berbagai proses untuk membuat kaca, seperti dipanaskan dengan suhu tinggi lalu didinginkan. Setelah itu, kaca perlu dihaluskan dan dipotong secara presisi sebelum dijual ke pasaran dalam bentuk panel – panel kaca. Karena berbagai proses panjang yang dilalui untuk pembuatan satu panel kaca, tak heran jika biaya plafon kaca jauh lebih mahal.
Desain Interior Dapur dengan Plafond dari Beton
2. Tingkat ketahanan plafon beton vs plafon kaca
Untuk mengukur tingkat ketahanan, digunakan satuan psi. Plafon beton yang biasa digunakan pada bangunan bertingkat, seperti hotel dan apartemen, memiliki tingkat ketahanan mulai dari 6000 – 12.000 psi. Sementara plafon kaca, terutama dari tempered glass (salah satu jenis kaca yang kuat), tingkat ketahanannya dalam menyokong beban hanya sebesar 4000 psi, masih jauh dengan ketahanan yang dimiliki beton. Ada kemungkinan tingkat ketahanan kaca akan tidak sama di tiap sudutnya, yang mengakibatkan plafon kaca lebih mudah retak atau rusak.
Selain itu, kaca juga relatif mudah memuai, terutama dengan kondisi suhu udara tinggi seperti di Indonesia. Saat memuai, hal ini akan membuat panel – panel kaca meregang dan ukurannya menjadi lebih besar. Jika tidak diberi space untuk pemuaian, otomatis kaca akan tertahan hingga akhirnya pecah.
3. Dukungan pada plafon beton vs plafon kaca
Meskipun terbuat dari bahan yang paling kuat (tempered glass), plafon kaca masih membutuhkan support system atau dukungan. Support system ini menahan panel – panel kaca supaya dapat menopang struktur bangunan serta untuk menahan tekanan dari tiap – tiap dinding bangunan. Support system ini biasa dibuat dari kerangka logam, entah dari besi, baja, atau alumunium. Dukungan inilah yang sebenarnya menyangga dan menahan beban pada struktur bangunan, sehingga beban pada panel – panel kaca akan sedikit berkurang.
Sementara pada plafon beton, biasanya digunakan internal support dalam bentuk rebar. Material ini biasanya menopang struktur bangunan saat beton selesai dibuat dan materialnya belum benar – benar kering dan melekat sempurna. Saat beton sudah mengering, dukungan tidak lagi bergantung pada internal support, melainkan dari material beton itu sendiri.
Desain Interior Kamar Mandi dengan Plafond Kaca
4. Dalam hal jenis kerusakan dan cara memperbaikinya, mana yang lebih baik?
Dari segi jenis kerusakan pada plafon beton vs plafon kaca, tentu keduanya berbeda karena masing – masing terbuat dari material yang berbeda. Meskipun kedua material ini sama – sama berpotensi mengalami kerusakan dan keretakan, namun kerusakan atau keretakannya memiliki tingkatan yang berbeda. Keretakan pada plafon kaca bisa merupakan pertanda adanya kerusakan pada kerangka plafon. Dan bila panel kaca yang retak tidak segera diperbaiki atau diganti, panel tersebut bisa dengan mudah patah kapanpun, dan memicu panel – panel lainnya untuk retak dan patah juga.
Sementara pada plafon beton, adanya keretakan mengindikasikan adanya kerusakan pada struktur atau masalah lain yang skalanya lebih besar. Keretakan pada plafon beton juga relatif lebih bisa dan lebih mudah dikontrol dengan cara ditambal, tanpa harus mengganti atau mengubah strukturnya. Selain itu, jarak antara keretakan hingga kerusakan parah cukup lama. Dengan kata lain, keretakan pada plafon beton tidak harus buru – buru ditangani seperti halnya keretakan pada plafon kaca.
sumber:architectaria.com