Ketinggian plafon (langit-langit) akan sangat berpengaruh terhadap ventilasi dalam ruangan. Rumah-rumah jadul (jaman dulu), terutama istana-istana raja dan bangunan Belanda pada umumnya dengan ketinggian plafon diatas 4 meter dan volume ruang dibawah atap ( derajat kemiringan atap ) cukup besar, sehingga didalam ruangan terasa sejuk, karena volume udara diatas kepala tercukupi. Apalagi ruangan tersebut umumnya serba terbuka dengan jendela & daun pintu yang cukup besar, sehingga arus udara sangatlah lancar. Selain hal tersebut diatas, maka ada beberapa factor yang berpengaruh juga terhadap kesejukan udara dalam ruangan:
· Keadaan dan bahan atap. Bahan yang putih akan mementulkan banyak panas.
· Konstruksi atap yang memungkinkan ventilasi atap bersirkulasi dg baik akan sangat menguntungkan.
· Arus ventilasi dlm ruangan hrs bisa mengalir dengan baik.
· Masuknya sinar-sinar panas dari pemantulan benda-benda diluar gedung maupun yg melalui lubang-lubang jendela & sebagainya harus dikurangi.
· Faktor bahan, konstruksi dinding ruangan, warna sisi dinding luar & daya isolasi dinding terhadap panas akan ikut menentukan juga.
· Posisi ruangan terhadap akibat & arah angina diluar akan ikut menentukan juga.
Masalah ketinggian plafon akan sangat berpengaruh dari segi ekonomis biaya bangunan. Terutama untuk gedung-gedung tinggi atau flats, orang berusaha menurunkan tinggi plafon seminim mungkin tanpa merugikan kenikmatan arus ventilasi & rasa kesegaran hawa udara dalam ruangan. Untuk gedung tinggi dg rata-rata ketinggian loteng 250-300 cm, penurunan plafon 10 cm saja sudah bisa menurunkan biaya sekitar 1%. Maka jelaslah bahwa pengurangan ketinggian plafon merupakan penghematan yang tidak kecil.
Pasal-pasal penghantar Fisika Bangunan – Dipl. Ing. Y.B. Mangunwijaya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda berkomentar dengan sopan