O
rang-orang paruh baya yang berusia 40 tahun ke atas seringkali harus menghadapi sejumlah tuntutan hidup dan hanya memiliki waktu terbatas untuk diri sendiri. Akibatnya, saat di usia itu mereka makin tak punya teman selain keluarga inti.
Padahal menurut para ahli, akan lebih baik jika di usia paruh baya orang bisa meluangkan waktu dan usaha untuk memperluas dan memelihara hubungan dengan orang lain alias pertemanan di luar keluarga inti.
Penelitian yang dilakukan Dr. Noriko Cable dari University College London menemukan pria atau wanita paruh baya yang punya jaringan pertemanan luas maka mereka akan merasa hidupnya lebih sejahtera.
Tapi pertemanan yang dimaksud peneliti ini bukan soal jaringan pertemanan yang didapatkan dari jejaring sosial seperti Facebook.
"Memiliki banyak teman yang benar-benar kita temui sangatlah penting bagi kesehatan mental kita. Sebaliknya, orang yang tak memiliki teman sama sekali itu buruk bagi kesehatan mental. Itulah kenapa kita harus menghargai teman-teman yang kita miliki," jelas Cable seperti dilansir dari healthfinder, Jumat (24/8/2012).
Studi ini didasarkan pada pengamatan terhadap lebih dari 6.500 pria dan wanita Inggris yang lahir pada tahun 1958. Studi ini telah dipublikasikan secara online dalam Journal of Epidemiology and Community Health.
Partisipan ditanyai tentang seberapa banyak teman dan kerabat yang mereka temui satu kali dalam sebulan atau lebih. Setelah peneliti menilai kondisi kesehatan mental partisipan saat berusia 42 tahun, partisipan dimintai keterangan tentang kondisi kesejahteraan mereka saat mencapai usia 50 tahun, termasuk informasi tentang jaringan pertemanan dan kerabatnya.
Hasilnya, satu dari tujuh partisipan mengaku selain dengan keluarga inti, mereka tak lagi berkomunikasi dengan kerabatnya. Bahkan satu dari 10 partisipan mengaku tak punya teman sama sekali.
Meski begitu, 4 dari 10 partisipan pria dan 1 dari 3 partisipan wanita mengaku punya lebih dari enam teman yang mereka temui secara rutin. Namun bila dibandingkan dengan partisipan yang memiliki 10 teman atau lebih yang seringkali dihubungi, angka ini akan menurun saat partisipan mencapai usia 45 dan sayangnya hal ini dikaitkan dengan rendahnya kualitas kesejahteraan, baik bagi partisipan pria maupun wanita.
Menurut Cable, penelitiannya menunjukkan bahwa keberadaan teman itu penting bagi pria dan wanita untuk meningkatkan kesejahteraannya saat memasuki usia paruh baya.
sumber:detik.com
rang-orang paruh baya yang berusia 40 tahun ke atas seringkali harus menghadapi sejumlah tuntutan hidup dan hanya memiliki waktu terbatas untuk diri sendiri. Akibatnya, saat di usia itu mereka makin tak punya teman selain keluarga inti.
Padahal menurut para ahli, akan lebih baik jika di usia paruh baya orang bisa meluangkan waktu dan usaha untuk memperluas dan memelihara hubungan dengan orang lain alias pertemanan di luar keluarga inti.
Penelitian yang dilakukan Dr. Noriko Cable dari University College London menemukan pria atau wanita paruh baya yang punya jaringan pertemanan luas maka mereka akan merasa hidupnya lebih sejahtera.
Tapi pertemanan yang dimaksud peneliti ini bukan soal jaringan pertemanan yang didapatkan dari jejaring sosial seperti Facebook.
"Memiliki banyak teman yang benar-benar kita temui sangatlah penting bagi kesehatan mental kita. Sebaliknya, orang yang tak memiliki teman sama sekali itu buruk bagi kesehatan mental. Itulah kenapa kita harus menghargai teman-teman yang kita miliki," jelas Cable seperti dilansir dari healthfinder, Jumat (24/8/2012).
Studi ini didasarkan pada pengamatan terhadap lebih dari 6.500 pria dan wanita Inggris yang lahir pada tahun 1958. Studi ini telah dipublikasikan secara online dalam Journal of Epidemiology and Community Health.
Partisipan ditanyai tentang seberapa banyak teman dan kerabat yang mereka temui satu kali dalam sebulan atau lebih. Setelah peneliti menilai kondisi kesehatan mental partisipan saat berusia 42 tahun, partisipan dimintai keterangan tentang kondisi kesejahteraan mereka saat mencapai usia 50 tahun, termasuk informasi tentang jaringan pertemanan dan kerabatnya.
Hasilnya, satu dari tujuh partisipan mengaku selain dengan keluarga inti, mereka tak lagi berkomunikasi dengan kerabatnya. Bahkan satu dari 10 partisipan mengaku tak punya teman sama sekali.
Meski begitu, 4 dari 10 partisipan pria dan 1 dari 3 partisipan wanita mengaku punya lebih dari enam teman yang mereka temui secara rutin. Namun bila dibandingkan dengan partisipan yang memiliki 10 teman atau lebih yang seringkali dihubungi, angka ini akan menurun saat partisipan mencapai usia 45 dan sayangnya hal ini dikaitkan dengan rendahnya kualitas kesejahteraan, baik bagi partisipan pria maupun wanita.
Menurut Cable, penelitiannya menunjukkan bahwa keberadaan teman itu penting bagi pria dan wanita untuk meningkatkan kesejahteraannya saat memasuki usia paruh baya.
sumber:detik.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda berkomentar dengan sopan