Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi." (Yohanes 6:35)
Tanpa pencerahan Roh Kudus, tidak mungkin nalar kita bisa menembus dimensi rohani. Hal ini terbukti setelah Yesus melakukan mujizat 5 roti dan 2 ikan, massa hendak secara paksa merajakan Yesus dengan motivasi yang jelas terpancang bukan pada hal rohani, melainkan hal materi. Ketika kerumunan massa mengikut Yesus ke seberang laut Galilea keesokan harinya, ternyata Yesus tidak lagi melakukan mujizat seperti kemarin, segera mereka membandingkan Yesus dengan Musa. Yesus memberi mereka roti dan ikan, sedangkan Musa memberi manna dari sorga, Yesus mengenyangkan ribuan orang, sedangkan Musa mengenyangkan jutaan orang, Yesus melakukan mujizat 5 roti dan 2 ikan hanya 1 kali, sedangkan Musa memberi makan orang Israel di padang belantara selama 40 tahun, jadi kesimpulannya Musa lebih hebat dari Yesus.
Walaupun Yesus dengan tegas menjelaskan kepada mereka bahwa bukan Musa yang memberi manna melainkan Bapa di sorga, bukan manna materi yang penting, tetapi roti hidup yang kekal, karena manna bersifat fana, sedang roti hidup adalah abadi. Dan Roti Hidup itu adalah Dia sendiri yang berhadapan dengan mereka, tetapi penjelasan ini tetap tidak bisa merubah konsep yang sudah tertanam dalam-dalam pada benak mereka.
Rupanya konsep yang serupa juga ada pada murid-murid Tuhan, yang merindukan Yesus datang sebagai Mesias politik yang akan membangun kerajaan Israel dan melepaskan mereka dari cengkeraman bangsa Romawi. Hal ini terbukti setelah Yesus bangkit dari kematian dan selama 40 hari bicara tentang banyak hal-hal kerajaan Allah (lihat Kisah Rasul 1:3-4), tetapi konsep mereka tentang Mesias politik yang akan membangun Kerajaan Israel (baca: materi) tetap belum berubah, “Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kis. 1:6).
Setelah Yesus bangkit dari kematian Roh Kudus turun, memberi pencerahan dalam hati mereka baru bisa mengerti akan isi Kitab Suci (lihat Yoh. 2:21-22). Mereka baru mengerti tujuan Yesus datang ke dunia, mati dan bangkit bukan berpusat pada hal-hal yang bersifat materi, melainkan rohani. Bukan berpusat pada hal-hal yang bersifat materi, melainkan rohani. Yesus adalah Roti Hidup, Dia adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, Dia adalah Sumber Hidup yang kekal.
Bukankah masih banyak orang yang mengaku dirinya adalah pengikut Kristus, laskar Kristus, bahkan Hamba Kristus yang konsepnya masih terpancang pada hal-hal materi, berkat, kekayaan, kedudukan seperti murid-murid Tuhan sebelum mendapat pencerahan Roh Kudus? Bertobatlah! Mohonlah pencerahan Roh Kudus! Agar kita benar-benar mengerti akan isi Kitab Suci, kiranya Puji Hormat hanya bagi Tuhan, Sumber Hidup kita sampai selama-lamanya, amin.
sumber:gkagloria.or.id/warta
Tanpa pencerahan Roh Kudus, tidak mungkin nalar kita bisa menembus dimensi rohani. Hal ini terbukti setelah Yesus melakukan mujizat 5 roti dan 2 ikan, massa hendak secara paksa merajakan Yesus dengan motivasi yang jelas terpancang bukan pada hal rohani, melainkan hal materi. Ketika kerumunan massa mengikut Yesus ke seberang laut Galilea keesokan harinya, ternyata Yesus tidak lagi melakukan mujizat seperti kemarin, segera mereka membandingkan Yesus dengan Musa. Yesus memberi mereka roti dan ikan, sedangkan Musa memberi manna dari sorga, Yesus mengenyangkan ribuan orang, sedangkan Musa mengenyangkan jutaan orang, Yesus melakukan mujizat 5 roti dan 2 ikan hanya 1 kali, sedangkan Musa memberi makan orang Israel di padang belantara selama 40 tahun, jadi kesimpulannya Musa lebih hebat dari Yesus.
Walaupun Yesus dengan tegas menjelaskan kepada mereka bahwa bukan Musa yang memberi manna melainkan Bapa di sorga, bukan manna materi yang penting, tetapi roti hidup yang kekal, karena manna bersifat fana, sedang roti hidup adalah abadi. Dan Roti Hidup itu adalah Dia sendiri yang berhadapan dengan mereka, tetapi penjelasan ini tetap tidak bisa merubah konsep yang sudah tertanam dalam-dalam pada benak mereka.
Rupanya konsep yang serupa juga ada pada murid-murid Tuhan, yang merindukan Yesus datang sebagai Mesias politik yang akan membangun kerajaan Israel dan melepaskan mereka dari cengkeraman bangsa Romawi. Hal ini terbukti setelah Yesus bangkit dari kematian dan selama 40 hari bicara tentang banyak hal-hal kerajaan Allah (lihat Kisah Rasul 1:3-4), tetapi konsep mereka tentang Mesias politik yang akan membangun Kerajaan Israel (baca: materi) tetap belum berubah, “Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kis. 1:6).
Setelah Yesus bangkit dari kematian Roh Kudus turun, memberi pencerahan dalam hati mereka baru bisa mengerti akan isi Kitab Suci (lihat Yoh. 2:21-22). Mereka baru mengerti tujuan Yesus datang ke dunia, mati dan bangkit bukan berpusat pada hal-hal yang bersifat materi, melainkan rohani. Bukan berpusat pada hal-hal yang bersifat materi, melainkan rohani. Yesus adalah Roti Hidup, Dia adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, Dia adalah Sumber Hidup yang kekal.
Bukankah masih banyak orang yang mengaku dirinya adalah pengikut Kristus, laskar Kristus, bahkan Hamba Kristus yang konsepnya masih terpancang pada hal-hal materi, berkat, kekayaan, kedudukan seperti murid-murid Tuhan sebelum mendapat pencerahan Roh Kudus? Bertobatlah! Mohonlah pencerahan Roh Kudus! Agar kita benar-benar mengerti akan isi Kitab Suci, kiranya Puji Hormat hanya bagi Tuhan, Sumber Hidup kita sampai selama-lamanya, amin.
sumber:gkagloria.or.id/warta
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda berkomentar dengan sopan